Senin, 27 Januari 2014

Product Pricing And Life Cycle Costing


BAB I
PENDAHULUAN

Perekonomian merupakan salah satu saka guru kehidupan negara. Perekonomian negara yang kokoh akan mampu menjamin kesejahteraan dan kemampuan rakyat. Salah satu penunjang perekonomian negara adalah kesehatan pasar, baik pasar barang jasa, pasar uang, maupun pasar tenaga kerja. Kesehatan pasar, sangat tergantung pada makanisme pasar yang mampu menciptakan tingkat harga yang seimbang, yakni tingkat harga yang dihasilkan oleh interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran yang sehat. Apabila kondisi ini dalam keadaan wajar dan normal –tanpa ada pelanggaran, monopoli misalnya maka harga akan stabil, namun apabila terjadi persaingan yang tidak fair, maka keseimbangan harga akan terganggu dan yang pada akhirnya mengganggu hak rakyat secara umum.
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Dengan pesatnya perkembangan pemanfaatan komputer berkembangnya dalam tahap desain, engineering, dan produksi maka jarak waktu yang diperlukan dari ide rancangan sampai dengan produksi menjadi sangat pendek.Kondisi ini memungkinkan perusahaan-perusahaan kelas dunia memilih strategi inovasi sebagai senjata untuk memenangkan perebutan pasar dunia.Staregi ini menjadikan daur hidup produk menjadi pendek.
Oleh karena itu, manajemen yang bersaing dikelas dunia tidak cukup hanya memperoleh informasi biaya periodik yang dihasilkan oleh sistem akuntansi tradisional, namun jauh lebih penting dari itu, manajemen memerlukan informasi product life cycle costs yang memungkinkan manajemen melakukan strategic cost analysis pada saat mempertimbangkan peluncuran produk baru, penghentian produksi produk yang ada, dan product profitability analysis .
Semakin pendeknya daur hidup produk semakin memerlukan perancangan yang matang keseluruhan pendapatan dan biaya yang diproyeksikan selama daur hidup produk, agar investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk desain dan pengembangan produk dan untuk mesin dan ekuipmen yang bersangkutan dengan produk  dapat tertutup dari kas masuk bersih selama daur hidup yang diperkirakan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Harga Produk dan Biaya Daur Hidup
Penetapan harga tidak dapat lagi dipandang dari sudut ekonomi belaka yang bertumpu pada demand and supply maupun berdasarkan cost (cost + profit = price). Kecenderungan penetapan harga lebih bertumpu kepada perceived value konsumen dan dinamika persaingan. Artinya harga lebih ditentukan oleh C-konsumen (Consumer) dan C-kompetitor (Competitor) atau C - dinamika persaingan (Competition) dibanding C - biaya (Cost). Sedikit banyak Informasi yang diperoleh konsumen mempengaruhi terjadinya satu transaksi karena konsumen mempunyai informasi atau referensi untuk membandingkan harga produk yang satu dengan produk yang lain dan dengan produk alternatif. Konsumen dalam upaya memutuskan pengambil keputusan pembelian suatu produk dipengaruhi dan dikenal dengan istilah peranan price awareness dan prices consciousness. Adapun yang dimaksud dengan price awareness adalah kemampuan individu/konsumen untuk mengingat harga baik harga produk itu sendiri maupun harga produk kompetitor untuk dijadikan referensi. Sedangkan pengertian dari price consciousness adalah kecenderungan konsumen untuk mencari perbedaan harga. Dengan demikian, harga produk merupakan suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selama siklus hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulai dari perancangan produk dan pembelian bahan baku hingga pengiriman dan pelayanan atas produk yang sudah jadi. Total biaya selama siklus hidup dibagi menjadi 3, yaitu:
1.   Biaya hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang membuat prototype,    pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas.
2.    Biaya produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksi langsung, biaya produksi tidak  langsung.
3.   Biaya hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan, contoh, promosi,
Manfaat Analisis Life Cycle Cost adalah :
1.      Untuk meningkatkan kesadaran biaya.
2.    Seluruh biaya hidup evaluasi. LCC memungkinkan evaluasi pilihan bersaing berdasarkan seluruh biaya hidup.
3.  Memaksimalkan pendapatan. Memahami prosedur untuk menerapkan LCC termasuk pengembangan Biaya Siklus Hidup model untuk berbagai aplikasi.
4.   Memahami latar belakang teoritis nilai waktu uang dan analisis risiko serta dampaknya terhadap proses pengambilan keputusan

1.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga Jual Produk atau Jasa
Penentuan harga jual produk haruslah dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan yang cermat, karena sangat mempengaruhi bagaimana pengelolaan keuangan dan strategi pemasaran perusahaan. Kesalahan dalam menentukan harga jual dapat membuat perusahaan mengalami kerugian. Jika harga jual terlalu murah, maka perusahaan akan mengalami kerugian, sedangkan jika harga jual terlalu mahal, maka produk tersebut tidak laku di pasaran, sehingga perusahaan rugi. Menurut Kotler dan Amstong (2002 : 456) keputusan penetapan harga jual sebuah perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a.       Faktor Internal
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi keputusan harga jual adalah:
*      Tujuan Pemasaran
Sebelum menetapkan harga jual, perusahaan seharusnya menentukan strateginya atas produk tersebut, jika perusahaan telah memilih pasar sasarannya dan memposisikannya dengan baik, maka strategi bauran pemasarannya termasuk harga jual akan berjalan dengan baik. Harga jual juga dapat ditetapkan untuk loyalitas dan dukungan para pedagang eceran atau untuk menghindari intervensi pemerintah.
*      Strategi Bauran Pemasaran
Harga jual adalah salah satu alat bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk  mencapai  tujuan perusahaanya. Keputusan harga jual harus dihubungkan dengan keputusan rancangan pokok, distribusi dan promosi untuk membentuk program pemasaran yang efektif. Keputusan yang dibuat untuk variabel-variabel bauran pemasaran lainnya mempengaruhi keputusan harga jual.
*      Biaya
Biaya menjadi dasar bagi harga jual yang dapat ditetapkan perusahaan terhadap produknya. Perusahaan ingin menetapkan harga jual yang dapat menutupi sebuah biaya untuk produksi, distribusi dan penjualan produk dan memberikan laba yang wajar bagi usaha dan resikonya. Biaya perusahaan mungkin merupakan elemen penting dalam strategi harga jual.


b.      Faktor Ekternal
*      Pasar dan Permintaan
Ketika biaya menjadi dasar batas bawah harga jual, pasar dan permintaan menjadi dasar batas atas. Baik konsumen maupun pembeli industri menyamakan harga jual suatu produk atau jasa dengan dengan manfaat dari miliknya. Jadi, sebelum menetapkan harga jual, seseorang pemasar harus memahami hubungan antara harga jual dan permintaan atas produknya.
*      Biaya, Harga jual dan Penawaran Pesaing 
Faktor ekternal lainnya yang mempengaruhi keputusan penetapan harga jual perusahaan adalah biaya dan harga jual pesaing serta kemungkinan reaksi pesaing atas tindakan penetapan harga jual yang dilakukan perusahaan.

2.      Metode Perhitungan Harga Jual
Banyak metode yang digunakan dalam menentukan harga jual produk. Diantaranya adalah pendekatan biaya (Cost Oriented Pricing), dan pendekatan pasar atau pesaing (Competition Oriented Priching).
a.       Pendekatan Biaya (Cost Oriented Pricing)
Dengan metode yang pertama, harga jual produk ditetapkan melalui biaya-biaya produksi barang dan menambahkan persentasi tertentu sebagai laba. Ada tiga kelompok dalam metode ini, yakni :
*      Metode Penetapan Harga Biaya-Plus (Cost Plus Pricing Method)
Dengan Metode Penetapan Harga Biaya-Plus, harga jual per unit produk dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu sebagai laba atau marjin yang dikehendaki pada unit tersebut.
Rumusnya: Biaya Total + Marjin = Harga jual
*      Metode Penetapan Harga Mark-Up (Mark–Up Pricing Method)
Metode Penetapan Harga Mark-Up adalah variasi lain dari metode Cost Plus. Perhitungannya hampir sama. Hanya perbedaannya, metode ini diterapkan pada produk yang dibeli untuk dijual kembali tanpa memerlukan proses lebih lanjut. Sedangkan pada metode Cost Plus, produk dibuat sendiri kemudian dijual. Metode ini banyak dipakai oleh pedagang perantara.
Formulanya: Harga Jual = Harga Beli + MarkUp

*      Target Pricing
Dengan metode Target Pricing, harga ditetapkan berdasarkan tingkat pengembalian investasi (ROI) yang diinginkan. Formulanya:

b.      Metode Pasar atau Pesaing (Competition Oriented Priching)
Harga jual produk ditetapkan berdasarkan harga produk pesaing. Tidak didasarkan unsur biaya. Harga-lah yang menentukan biaya produk. Metode ini ditetapkan agar harga jual produk tidak lebih tinggi daripada harga produk pesaing.
Dengan metode ini, harga jual produk dapat ditetapkan berdasarkan tiga alternative, yakni: (1) Sama dengan harga produk pesaing; atau (2) Lebih rendah daripada harga produk pesaing; atau (3) Lebih tinggi daripada harga produk pesaing.

3.      Penggunaan Value Engineering dalam Target Costing
Value engineering adalah metode (yang digunakan oleh para engineer perancang/designer) untuk meningkatkan value suatu produk, dengan mengilangkan fitur-fitur (dan aktivitas-aktivitas produksi terkait) yang tidak memberi nlai tambah. Tujuan utama dari value engineering adalah melakukan berbagai upaya rekayasa kembali (pada rancangan produk) untuk menurunkan cost sehingga bisa menghasilkan produk yang nantinya menelan cost tidak lebih besar dari target cost. Value engineering digunakan dalam target costing untuk tahap perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan pada suatu tingkat laba yang dapat diterima serta memberikan perkiraan harga pasar produk, volume penjualan dan tingkat fungsionalitas. Dengan demikian penggunaan value engineering dalam target costing dikatakan sangat penting karena proses value engineering secara penuh sering menghasilkan penurunan harga yang lebih banyak sehingga produk menjadi memiliki daya saing yang lebih tinggi lagi di pasaran, atau perusahaan memperoleh profit margin yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditargetkan.


4.      Analisis Profitabilitas
Analisis profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna, khusunya investor ekuitas dan kreditor. Bagi investor ekuitas, laba merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai efek (sekuritas). Pengukuran dan peramalan laba merupakan pekerjaan paling penting bagi investor ekuitas. Bagi kreditor, laba dan arus kas operasi umumnya merupakan sumber pembiayaan bunga dan pokok. Laba didefinisikan sebagai pendapatan dan keuntungan dikurangi beban dankerugian selama periode pelaporan. Laba bukanlah angka unik yang menunggukesempurnaan sistem pengukuran laba secara cepat. Pertimbangan-petimbanganpraktis adalah sebagai berikut :
a.       Masalah estimasi.
Pengukuran laba bergantung pada estimasi atas hasil di masadepan. Estimasi-estimasi tersebut memerlukan alokasi pendapatan dan beban padaperiode sekarang dan masa depan.
b.      Metode akuntansi.
Standar akuntansi yang mengatur pengukuran laba merupakanhasil pengalaman profesional, agenda badan pengatur, peristiwa bisnis, danpengaruh sosial lainnya.
c.       Insentif pengungkapan.
Idealnya, praktisi berkepentingan atas penyajian laporankeuangan secara wajar. Namun, laporan keuangan dan pengukuran labamenanggung tekanan kompetensi, keuangan, dan masyarakat.














BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Harga produk merupakan suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selama siklus hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulai dari perancangan produk dan pembelian bahan baku hingga pengiriman dan pelayanan atas produk yang sudah jadi. Dalam Product Pricing and Life Cycle Costing, pembahasan dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :
1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan harga jual produk atau jasa
2.      Metode perhitungan harga jual
3.      Penggunaan value engineering dalam target costing
4.      Analisis profitabilitas








Sumber:
Supriyono,R.A, Akuntansi Manajemen 1, Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta