BAB I
PENDAHULUAN
Perekonomian
merupakan salah satu saka guru kehidupan negara. Perekonomian negara yang kokoh
akan mampu menjamin kesejahteraan dan kemampuan rakyat. Salah satu penunjang
perekonomian negara adalah kesehatan pasar, baik pasar barang jasa, pasar uang,
maupun pasar tenaga kerja. Kesehatan pasar, sangat tergantung pada makanisme
pasar yang mampu menciptakan tingkat harga yang seimbang, yakni tingkat harga
yang dihasilkan oleh interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran yang
sehat. Apabila kondisi ini dalam keadaan wajar dan normal –tanpa ada
pelanggaran, monopoli misalnya maka harga akan stabil, namun apabila terjadi
persaingan yang tidak fair, maka keseimbangan harga akan terganggu dan yang
pada akhirnya mengganggu hak rakyat secara umum.
Harga merupakan salah
satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga
adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price,
place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu
nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan
moneter.
Dengan pesatnya
perkembangan pemanfaatan komputer berkembangnya dalam tahap desain,
engineering, dan produksi maka jarak waktu yang diperlukan dari ide rancangan
sampai dengan produksi menjadi sangat pendek.Kondisi ini memungkinkan
perusahaan-perusahaan kelas dunia memilih strategi inovasi sebagai senjata
untuk memenangkan perebutan pasar dunia.Staregi ini menjadikan daur hidup
produk menjadi pendek.
Oleh karena itu,
manajemen yang bersaing dikelas dunia tidak cukup hanya memperoleh informasi
biaya periodik yang dihasilkan oleh sistem akuntansi tradisional, namun jauh
lebih penting dari itu, manajemen memerlukan informasi product life cycle costs
yang memungkinkan manajemen melakukan strategic cost analysis pada saat
mempertimbangkan peluncuran produk baru, penghentian produksi produk yang ada,
dan product profitability analysis .
Semakin pendeknya
daur hidup produk semakin memerlukan perancangan yang matang keseluruhan
pendapatan dan biaya yang diproyeksikan selama daur hidup produk, agar
investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk desain dan pengembangan produk
dan untuk mesin dan ekuipmen yang bersangkutan dengan produk dapat tertutup dari kas masuk bersih selama
daur hidup yang diperkirakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Harga
Produk dan Biaya Daur Hidup
Penetapan harga tidak dapat lagi
dipandang dari sudut ekonomi belaka yang bertumpu pada demand and supply maupun
berdasarkan cost (cost + profit = price). Kecenderungan penetapan harga lebih
bertumpu kepada perceived value konsumen dan dinamika persaingan. Artinya harga
lebih ditentukan oleh C-konsumen (Consumer) dan C-kompetitor (Competitor) atau
C - dinamika persaingan (Competition) dibanding C - biaya (Cost). Sedikit
banyak Informasi yang diperoleh konsumen mempengaruhi terjadinya satu transaksi
karena konsumen mempunyai informasi atau referensi untuk membandingkan harga
produk yang satu dengan produk yang lain dan dengan produk alternatif. Konsumen
dalam upaya memutuskan pengambil keputusan pembelian suatu produk dipengaruhi
dan dikenal dengan istilah peranan price awareness dan prices consciousness.
Adapun yang dimaksud dengan price awareness adalah kemampuan individu/konsumen
untuk mengingat harga baik harga produk itu sendiri maupun harga produk
kompetitor untuk dijadikan referensi. Sedangkan pengertian dari price
consciousness adalah kecenderungan konsumen untuk mencari perbedaan harga.
Dengan demikian, harga produk merupakan suatu nilai tukar dari produk barang
maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan.
Life cycle costing merupakan
teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memonitor biaya
produk selama siklus hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulai dari
perancangan produk dan pembelian bahan baku hingga pengiriman dan pelayanan
atas produk yang sudah jadi. Total biaya selama siklus hidup dibagi menjadi 3,
yaitu:
1. Biaya
hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang membuat prototype,
pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas.
2.
Biaya
produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksi langsung, biaya produksi tidak
langsung.
3. Biaya
hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan, contoh,
promosi,
Manfaat Analisis Life
Cycle Cost adalah :
1.
Untuk
meningkatkan kesadaran biaya.
2. Seluruh
biaya hidup evaluasi. LCC memungkinkan evaluasi pilihan bersaing berdasarkan seluruh biaya hidup.
3. Memaksimalkan
pendapatan. Memahami prosedur untuk menerapkan LCC termasuk pengembangan Biaya
Siklus Hidup model untuk berbagai aplikasi.
4.
Memahami
latar belakang teoritis nilai waktu uang dan analisis risiko serta dampaknya
terhadap proses pengambilan keputusan
1. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Keputusan Harga Jual Produk atau Jasa
Penentuan
harga jual produk haruslah dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan yang
cermat, karena sangat mempengaruhi bagaimana pengelolaan keuangan dan strategi
pemasaran perusahaan. Kesalahan dalam menentukan harga jual dapat membuat
perusahaan mengalami kerugian. Jika harga jual terlalu murah, maka perusahaan
akan mengalami kerugian, sedangkan jika harga jual terlalu mahal, maka produk
tersebut tidak laku di pasaran, sehingga perusahaan rugi. Menurut
Kotler dan Amstong (2002 : 456) keputusan penetapan harga jual sebuah
perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a.
Faktor Internal
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi keputusan harga jual adalah:
Tujuan Pemasaran
Sebelum
menetapkan harga jual, perusahaan seharusnya menentukan strateginya atas produk
tersebut, jika perusahaan telah memilih pasar sasarannya dan memposisikannya
dengan baik, maka strategi bauran pemasarannya termasuk harga jual akan
berjalan dengan baik. Harga jual juga dapat ditetapkan untuk loyalitas dan
dukungan para pedagang eceran atau untuk menghindari intervensi pemerintah.
Strategi Bauran Pemasaran
Harga jual
adalah salah satu alat bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaanya. Keputusan harga jual harus dihubungkan
dengan keputusan rancangan pokok, distribusi dan promosi untuk membentuk
program pemasaran yang efektif. Keputusan yang dibuat untuk variabel-variabel
bauran pemasaran lainnya mempengaruhi keputusan harga jual.
Biaya
Biaya menjadi
dasar bagi harga jual yang dapat ditetapkan perusahaan terhadap produknya.
Perusahaan ingin menetapkan harga jual yang dapat menutupi sebuah biaya untuk
produksi, distribusi dan penjualan produk dan memberikan laba yang wajar bagi
usaha dan resikonya. Biaya perusahaan mungkin merupakan elemen penting dalam
strategi harga jual.
b.
Faktor Ekternal
Pasar dan Permintaan
Ketika biaya menjadi dasar batas
bawah harga jual, pasar dan permintaan menjadi dasar batas atas. Baik konsumen
maupun pembeli industri menyamakan harga jual suatu produk atau jasa dengan dengan
manfaat dari miliknya. Jadi, sebelum menetapkan harga jual, seseorang pemasar
harus memahami hubungan antara harga jual dan permintaan atas produknya.
Biaya, Harga jual dan Penawaran
Pesaing
Faktor ekternal lainnya yang
mempengaruhi keputusan penetapan harga jual perusahaan adalah biaya dan harga
jual pesaing serta kemungkinan reaksi pesaing atas tindakan penetapan harga
jual yang dilakukan perusahaan.
2.
Metode
Perhitungan Harga Jual
Banyak
metode yang digunakan dalam menentukan harga jual produk. Diantaranya adalah
pendekatan biaya (Cost Oriented Pricing), dan pendekatan pasar
atau pesaing (Competition Oriented Priching).
a.
Pendekatan Biaya (Cost Oriented
Pricing)
Dengan metode yang pertama, harga
jual produk ditetapkan melalui biaya-biaya produksi barang dan menambahkan
persentasi tertentu sebagai laba. Ada tiga kelompok dalam metode ini, yakni :
Metode Penetapan Harga Biaya-Plus (Cost
Plus Pricing Method)
Dengan Metode Penetapan Harga
Biaya-Plus, harga jual per unit produk dihitung dengan menjumlahkan seluruh
biaya per unit ditambah jumlah tertentu sebagai laba atau marjin yang
dikehendaki pada unit tersebut.
Rumusnya:
Biaya Total + Marjin = Harga jual
Metode Penetapan Harga Mark-Up
(Mark–Up Pricing Method)
Metode Penetapan Harga Mark-Up adalah
variasi lain dari metode Cost Plus. Perhitungannya hampir
sama. Hanya perbedaannya, metode ini diterapkan pada produk yang dibeli untuk
dijual kembali tanpa memerlukan proses lebih lanjut. Sedangkan pada
metode Cost Plus, produk dibuat sendiri kemudian dijual.
Metode ini banyak dipakai oleh pedagang perantara.
Formulanya: Harga Jual = Harga Beli
+ MarkUp
Target Pricing
Dengan
metode Target Pricing, harga ditetapkan berdasarkan tingkat
pengembalian investasi (ROI) yang diinginkan. Formulanya:
b.
Metode Pasar atau Pesaing (Competition
Oriented Priching)
Harga
jual produk ditetapkan berdasarkan harga produk pesaing. Tidak didasarkan unsur
biaya. Harga-lah yang menentukan biaya produk. Metode ini ditetapkan agar harga
jual produk tidak lebih tinggi daripada harga produk pesaing.
Dengan
metode ini, harga jual produk dapat ditetapkan berdasarkan tiga alternative,
yakni: (1) Sama dengan harga produk pesaing; atau (2) Lebih rendah daripada
harga produk pesaing; atau (3) Lebih tinggi daripada harga produk pesaing.
3.
Penggunaan
Value Engineering dalam Target Costing
Value engineering
adalah metode (yang digunakan oleh para engineer perancang/designer) untuk
meningkatkan value suatu produk, dengan mengilangkan fitur-fitur (dan
aktivitas-aktivitas produksi terkait) yang tidak memberi nlai tambah. Tujuan
utama dari value engineering adalah melakukan berbagai upaya rekayasa kembali
(pada rancangan produk) untuk menurunkan cost sehingga bisa menghasilkan produk
yang nantinya menelan cost tidak lebih besar dari target cost. Value
engineering digunakan dalam target costing untuk tahap perencanaan dan menuntun dalam pemilihan
produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat diproduksi
pada biaya yang diijinkan pada suatu tingkat laba yang dapat diterima
serta memberikan perkiraan harga pasar produk, volume penjualan dan
tingkat fungsionalitas. Dengan demikian penggunaan value engineering dalam
target costing dikatakan sangat penting karena proses
value engineering secara penuh sering menghasilkan penurunan harga yang lebih
banyak sehingga produk menjadi memiliki daya saing yang lebih tinggi lagi di
pasaran, atau perusahaan memperoleh profit margin yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang ditargetkan.
4.
Analisis
Profitabilitas
Analisis
profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna, khusunya investor ekuitas
dan kreditor. Bagi investor ekuitas, laba merupakan satu-satunya faktor penentu
perubahan nilai efek (sekuritas). Pengukuran dan peramalan laba merupakan
pekerjaan paling penting bagi investor ekuitas. Bagi kreditor, laba dan arus
kas operasi umumnya merupakan sumber pembiayaan bunga dan pokok. Laba
didefinisikan sebagai pendapatan dan keuntungan dikurangi beban dankerugian
selama periode pelaporan. Laba bukanlah angka unik yang menunggukesempurnaan
sistem pengukuran laba secara cepat. Pertimbangan-petimbanganpraktis adalah
sebagai berikut :
a.
Masalah
estimasi.
Pengukuran laba bergantung pada
estimasi atas hasil di masadepan. Estimasi-estimasi tersebut memerlukan alokasi
pendapatan dan beban padaperiode sekarang dan masa depan.
b.
Metode akuntansi.
Standar akuntansi yang mengatur
pengukuran laba merupakanhasil pengalaman profesional, agenda badan pengatur,
peristiwa bisnis, danpengaruh sosial lainnya.
c.
Insentif pengungkapan.
Idealnya, praktisi berkepentingan
atas penyajian laporankeuangan secara wajar. Namun, laporan keuangan dan
pengukuran labamenanggung tekanan kompetensi, keuangan, dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Harga produk merupakan suatu nilai tukar dari produk
barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan. Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakan
untuk mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selama siklus hidupnya.
Siklus hidup meliputi semua tahap, mulai dari perancangan produk dan pembelian
bahan baku hingga pengiriman dan pelayanan atas produk yang sudah jadi. Dalam
Product Pricing and Life Cycle Costing, pembahasan dibagi dalam beberapa
bagian, yaitu :
1.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan harga jual produk atau jasa
2.
Metode
perhitungan harga jual
3.
Penggunaan
value engineering dalam target costing
4.
Analisis
profitabilitas
Supriyono,R.A,
Akuntansi Manajemen 1, Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta